Apa beda MRT, LRT & KRL?


Sebentar lagi warga Jakarta akan bisa menikmati moda transportasi baru, yaitu MRT. dari berita-berita yang ada, bulan maret 2019 MRT akan dioperasikan. Menghubungkan selatan jakarta dari Lebak Bulus sampai ke Bunderan Hotel Indonesia. sebenernya apa ya perbedaan MRT dan LRT, dan apa juga bedanya dengan KRL?

MRT, LRT dan KRL sebenarnya moda transportasi dengan menggunakan Rel dan digerakan dengan tenaga listrik, jenis rel yang digunakan juga sama yakni rel dengan ukuran 1067 milimeter. Hal ini dimaksudkan agar Moda transportasi ini bisa saling terkoneksi dalam segi perawatan.

Walau banyak kesamaannya, tapi ada juga perbedaannya.
Antara lain:
Daya angkut (kapasitas) penumpang LRT relatif lebih sedikit dari MRT atau KRL, rangkaian kereta LRT terdiri dari 2-3 rangkaian dengan kapasitas sekali angkut 628 orang penumpang.

Sedangkan MRT bisa terdiri sampai 6 rangkaian kereta, dengan kapasitas sekali angkut mencapai 1950 penumpang. Dalam sehari MRT ditargetkan mengangkut 173.000 penumpang.

KRL sendiri memiliki daya angkut yang sedikit lebih banyak dari MRT yaitu 2000 penumpang sekali jalan, dengan rangkaian gerbong antara 8 sampai 10 gerbong.

Sayangnya KRL masih menggunakan jalur yang bersinggungan denggan jalan raya atau perlintasan orang, sehingga jika ingin menambah kereta, maka akan lebih sering menutup pintu palang kereta dan ini akan berdampak kepada kemacetan di lintasan yang bersinggungan dengan jalan raya. Sedangkan LRT dan MRT jalurnya di rancang untuk tidak bersinggungan dengan jalan raya ataupun perlintasan orang, Jadi perjalanan kereta bisa lebih tepat waktu dengan kecepatan yang relatif konstan, dan rencananya LRT dan MRT akan tiba di stasiun setiap 5 menit sekali. LRT dibangun dengan menggunakan jalur layang, bahasa kerenya elevated. Sedangkan MRT akan dibangun dengan jalur layang dan jalur bawah tanah (underground).

MRT Jakarta fase 1, Jalur layang dibangun sepanjang 10 Kilometer yang terdiri dari 7 stasiun dimulai dari Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja. Sedangkan jalur bawah tanah membentang sepanjang 6 kilometer yang menyambungkan 6 stasiun yaitu Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Erick Thohir: Menuju Transformasi Besar PSSI

PT. Wico Interna Company Profile

Perang Rusia-Ukraina Update April 2025: Manuver Militer Baru, Diplomasi Alot, dan 'Kartu As' China